Tahun 2011 dinobatkan sebagai Tahun Internasional Kimia 2011

Minggu, 18 Oktober 2009


Kabar gembira buat semua pecinta kimia, karena dua tahun mendatang tepatnya tahun 2011 dinobatkan sebagai Tahun Internasional Kimia 2011 (International Year of Chemistry – IYC 2011 – Our Life , Our Future). Gagasan Tahun Internasional Kimia 2011 ini pertama kali dicanangkan pada bulan Agustus 2007 pada pertemuan umum The International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) di Turin Italia. Gagasan ini ternyata disambut baik oleh dewan PBB dan pada pertemuan PBB bulan Desember 2008, IUPAC dan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyetujui untuk merayakan tahun 2011 sebagai Tahun Internasional Kimia. Tahun 2011 juga bertepatan dengan peringatan 100 tahun penghargaan Nobel Prize Kimia untuk Mme Maria Sklodowska Curie, yang berarti juga peringatan akan kontribusi wanita ke ilmu sains.

Peranan kimia dalam kehidupan manusia begitu penting, seluruh materi baik padat, larutan dan gas tersusun dari berbagai unsur-unsur kimia dan bahkan seluruh proses kehidupan ditentukan oleh berbagai reaksi kimia. IUPAC dan UNESCO menyadari sudah saatnya untuk memperingati keberhasilan kimia dan sumbangannya bagi kehidupan manusia.

“Tahun Internasional Kimia akan meningkatkan apresiasi global terhadap perkembangan ilmu kimia dalam kehidupan kita dan masa depan kita. Saya berharap peringatan ini dapat meningkatkan kepedulian publik terhadap kimia dan meningkatkan ketertarikan kaum muda akan ilmu sains serta memberikan masa depan yang cerah bagi masa depan kimia”, sambutan dari Ketua the International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), Professor Jung-Il Jin pada pertemuan PBB.

“Saya menyambut kesempatan untuk memperingati kimia sebagai salah satu dasar dari ilmu sains,” ujar Koichiro Matsuura, Direktur Umum UNESCO, “Meningkatkan kepedulian publik terhadap kimia adalah suatu hal yang sangat penting dalam rangka menjawab tantangan pembangunan yang berkesinambungan. Adalah hal yang mutlak bahwa kimia berperan penting dalam membangun sumber alternatif energi dan menghidupi populasi dunia yang terus berkembang” tambahnya.

Dalam memperingati Tahun Internasional Kimia 2011 akan direncanakan berbagai aktivitas dan event baik regional, nasional dan internasional yang didukung baik dari asosiasi kimia nasional, institusi edukasi, industri, pemerintahan dan organisasi non-pemerintahan. Aktivitas dan event ini berusaha memperkenalkan kepada publik luas tentang peranan kimia, memberikan solusi terhadap tantangan global, dan membangun generasi muda yang peduli terhadap sains.

Situs chem-is-try.org juga akan turut aktif menyukseskan Tahun Internasional Kimia 2011 dengan berusaha bekerjasama dengan beberapa instansi yang peduli dengan sains. Jika kamu punya ide atau masukan untuk menyukseskan Tahun Internasional Kimia 2011, silahkan tulis pada bagian komentar artikel ini. Kami tunggu ide dan masukannya.
Selengkapnya...

Poster Tabel Periodik dalam Bahasa Indonesia


Pada tahun 2005, Pemerintah Jepang bekerjasama dengan Kementrian Edukasi, Budaya, Olahraga dan IPTEK Jepang (MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology, Japan) membuat kampanye Tabel Sistem Periodik Unsur untuk Setiap Rumah. Poster ini dibagikan secara gratis dalam bentuk PDF dan cetak ke seluruh instansi, organisasi, bahkan personal dengan mendaftar ke MEXT. Kampanye Poster Tabel Sistem Periodik Unsur ini bertujuan agar banyak orang-orang Jepang terutama generasi muda untuk mengenali unsur-unsur kimia di sekitarnya dan menumbuhkan rasa cintanya terhadap ilmu sains.

Poster Tabel Periodik berwarna berukuran A3 ini dibuat dengan definisi masing-masing elemen, disertai dengan gambar dan keterengan sifat fisik dan kimia. Masih teringat masa ketika masih mengenyam pendidikan di Universitas Jepang, segera mendaftar melalui registrasi online untuk mendapatkan Poster Tabel Periodik ini.

Saat itu, ada keinginan penulis untuk menterjemahkan dalam bahasa Indonesia agar orang Indonesia pun bisa menikmati Poster Tabel Periodik ini, namun tujuan tersebut tidak tercapai karena kesulitan untuk dapat menghubungi MEXT. Namun tidak disangka, ternyata Tabel Periodik ini telah diterjemahkan oleh 3 orang staff Junior Expert yaitu Yuko Hasegawa, Yuka Okunari, Eri Gouda. Sebagai tambahan, JICA sebuah lembaga NGO Jepang yang mendukung program pembangunan negara-negara berkembang.

“Dengan tujuan yang sama, yaitu, supaya banyak orang-orang Indonesia bisa semakin mengenali sains, versi Jepang kami terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia” begitulah kutipan yang didapat dari situs MEXT. Data poster bisa di-down-load dari link dibawah artikel dengan bebas dalam ukuran A3 maupun A2. “Kami senang kalau banyak orang Indonesia download data ini dari sini, lalu print dan tempel poster di dinding rumah, sekolah dll (print “outdoor” dg ukuran 100cm x 140cm cocok untuk dinding ruang sekolah).” demikian tambahan keterangan dari ketiga staff.

Pada pemanfaatan Poster Tabel Periodik dalam Bahasa Indonesia ini, untuk menjaga ketentuan dari MEXT, diminta untuk mentaati aturan sebagai berikut:
(1) Poster maupun datanya tidak boleh dijual.
(2) Isinya maupun lay-out Poster maupun datanya tidak boleh diubah atau diedit.
(3) Tidak boleh mengambil hanya sebagian saja. Contoh, tidak boleh suatu gambar yang di dalam oster digandakan atau dicetak untuk tujuan lain.

Download Tabel Periodik ukuran A3
Download Tabel Periodik ukuran A2 bagian kiri, dan A2 bagian kanan
Selengkapnya...

Molekul Baru di Angkasa

Penemuan dari dua campuran yang kompleks mengisyaratkan keaneka-ragaman bahan kimia yang bersembunyi di angkasa.

Suatu team riset internasional melakukan riset mendalam terhadap suatu awan yang berupa gas berada di pusat galaksi bima sakti dan mendeteksi adanya etil formate dan n-propyl sianida, dua di antara molekul organik paling kompleks yang pernah di amati di sistem luar matahari. Berdasarkan model komputer dan bukti spectroscopic bagaimana molekul dibentuk, ilmuwan percaya bahwa molekul dengan bahan kimia yang lebih kompleksitas lagi sedang menanti untuk ditemukan di angkasa.

Salah satu dari molekul itu adalah glycine, asam amino yang paling sederhana, yang terhindar dari pendeteksian sampai sekarang. Glycine adalah dua campuran yang memiliki ukuran dan kompleksitas yang sama dan kehadiran nya akan membantu memperkuat kecurigaan bahwa ilmu kimia prebiotik ada di sistem luar matahari kita.

Robin T. Garrod salah seorang anggota riset adalah seorang ahli astrokimia di Cornell University, mengumumkan penemuan pada 21 April 2009 pada waktu European Week of Astronomy & Space Science di University of Hertfordshire, di Inggris. Penelitian ini juga dilaporkan di jurnal Astronomi & Astrofisika (DOI: 10.1051/0004-6361/200811550).

Ulasan penemuan ahli Astrokimia Steven B.B. Charnley dari NASA’s Goddard Space Flight Center, di Greenbelt, Md., seperti yang dikatakan C&EN yang mendeteksi campuran ini membantu melepaskan cahaya baru dan bagaimana molekul yang kompleks dibentuk di angkasa dan ” dorongan untuk masa depan terhadap pencarian asam amino yang lebih tinggi, seperti halnya untuk nucleobases dan tanda heterocyclic mereka .”

Peneliti menggunakan spektroskopi millimeter gelombang panjang untuk mempelajari suatu awan tebal dari gas dan partikel debu yang dingin di daerah formasi bintang Sagittarius B2. Tempat ini di alam semesta telah menjadi suatu harta terpendam yang banyak terdapat molekul organic kecil yang berbeda jenis ( C&En, Juni 16, 2008, halaman 58). Meskipun demikian, mendeteksi etil formate dan n-propyl sianida sulit untuk ilmuwan sebab 36 garis spektrum mereka untuk dua campuran overlap dengan 3700 garis spektrum dari molekul banyak dideteksi orang.
Selengkapnya...

Metode Kimia untuk Deteksi Dini Gempa

Ilmuwan di Stockholm University di Swedia telah mengembangkan sebuah metode baru untuk memprediksi gempa bumi dengan bantuan geokimia. Metode ini melibatkan pengukuran kandungan logam tertentu dalam air tanah, yang berubah sebelum dan setelah terjadinya sebuah gempa.

Tim penelitian yang ada dibalik penemuan ini, seperti diterbitkan dalam isu terakhir jurnal ilmiah Geology, dipimpin oleh Alasdair Skelton, profesor petrologi dan geokimia di Stockholm University. Anggota lain dari kelompok penelitian ini adalah Lillemor Claesson di departemen yang sama.

Gempa bumi menjadi ancaman bagi daerah-daerah dimana lempeng-lempeng benua bertemua seperti Jepang, Turki, Cina, California dan lain-lain. Yang menjadi permasalahan utama adalah sulitnya memprediksi gempa dengan cepat dan risiko-risiko di daerah-daerah yang rentan kena gempa ini. Kini Alasdair Skelton dan tim penelitiannya mengklaim bahwa kita bisa memprediksi getaran gempa dengan mengukur bagaimana kandungan logam dalam air tanah berubah.

Metode ini dikembangkan di Islandia, sebelum dan setelah terjadinya sebuah gempa besar (5,8 Skala Ritcher). Perairan Ice Age diambil sampelnya dari sebuah sumur dengan kedalaman 1,5 km di Islandia Utara dan dipantau selama 10 pekan sebelum dan satu tahun setelah gempa.

Puncak kandungan zat besi dan kromium, mangan, zink dan tembaga dideteksi pada 10, 5, 2, dan 1 pekan sebelum gempa bumi. Setelah getaran gempa, kadar logam-logam ini kembali menjadi normal. Perbandingan dengan penelitian-penelitian eksperimental menandakan bahwa zat-zat kimia ini dilarutkan dari batuan sekitarnya, tetapi pada suhu yang lebih tinggi dan dengan demikian lebih dalam di kerak bumi. Migrasi upward (keatas) dari air yang mengandung zat kimia ini ke stasiun pengambilan sampel penelitian bisa disebabkan oleh perubahan-perubahan permeabilitas kerak bumi, yang disebabkan oleh akumulasi energi sebelum gempa bumi.

Alasdair Skelton menganggap bahwa sekaranglah saatnya untuk menguji apakah pengamatan-pengamatan dari Islandia ini sejalan dengan pengamatan dan pengukuran di daerah-daerah yang rentan gempa lainnya.

“Jadi kimia perairan bisa menjadi sebuah sarana yang dapat membantui kita memprediksi gempa. Beberapa saat setelah gempa, kami mendeteksi peningkatan kadar zat kimia dengan cepat untuk berbagai unsur dan isotop. Kami menginterpretasi perubahan-perubahan ini sebagai tanda cepatnya perubahan permeabilitas zona patahan selama siklus gempa, dengan salah satu reservoir tertutup, sedangkan yang lainnya terbuka,” kata Alasdair Skelton.
Selengkapnya...

Kimia Kehidupan Menangkan Hadiah Nobel 2009

Hadiah Nobel kimia tahun ini telah dianugerahkan kepada para ilmuwan yang meneliti di bidang kimia kehidupan – translasi informasi DNA menjadi protein oleh ribosom.

Para pemenang – Venkatraman Ramakrishnan dari MRC Laboratory of Molecular Biology (LMB) di Cambridge, UK, Thomas Steitz dari Yale University, US, dan Ada Yonath dari Weizmann Institute of Science di Israel – menggunakan kristalografi sinar-X untuk menentukan struktur ribosom.

Ribosom merupakan sebuah sistem yang merubah informasi yang dikodekan dalam DNA menjadi sebuah protein. Informasi genetika DNA disalin kedalam RNA duta, yang selanjutnya digunakan oleh ribosom sebagai sebuah “buku resep” untuk membuat protein. Ribosom merupakan kompleks antara protein dan RNA yang sangat rumit dan memiliki dua bagian yaitu: subunit kecil, mengandung molekul RNA besar dan sekitar 32 protein, dan subunit besar, yang memiliki tiga RNA dan sekitar 46 protein. Kompleks ini secara keseluruhan mengandung ratusan ribu atom, sehingga penentuan strukturnya merupakan pekerjaan yang sangat berat.

Yonath mulai meneliti struktur ribosom diakhir tahun 1970an. Pada awalnya, dia mengkaji ribosom dari bakteri ekstremofil Geobacillus stearothermophillus, yang bisa bertahan hidup sampai pada suhu 75oC di sumber mata air panas, karena dia menganggap ini mungkin berarti bahwa ribosomnya lebih stabil. Dia mendapatkan hasil pertamanya di awal tahun 1980 – struktur 3D awal dari subunit besar – tetapi diperlukan waktu 20 tahun lagi sebelum seluruh struktur atom dari ribosom berhasil dipetakan.

Akan tetapi, ukurannya yang sangat kecil menjadikan penelitian ini sebagai tantangan kristalografi yang sangat besar. Salah satu permasalahan adalah bagaimana menentukan sudut fase apabila terdapat begitu banyak atom dalam molekul. Normalnya, ini dilakukan dengan merendam kristal dalam atom-atom berat seperti merkuri, tetapi dengan begitu banyaknya yang melekat ke ribosom maka lebih banyak informasi yang diperlukan. Steitz menemukan bahwa kita bisa menggunakan citra-citra mikroskop elektron dari ribosom untuk menentukan bagaimana ribosom ditata dalam kristal, dan data ini ditambah dengan data atom berat memungkinkan sudut fase ditentukan. Struktur kristal pertama yang dia temukan untuk subunit besar diterbitkan di tahun 1998, meskipun dengan resolusi yang rendah.

Pada saat yang bersamaan, penelitian Ramakrishnan tentang subunit kecil menunjukkan bahwa ribosom memiliki sebuah “mistar moekuler” yang memastikan bahwa RNA telah dikodekan dengan tepat. Ketiga struktur dipublikasikan di tahun 2000 yang akhirnya menunjukkan rincian yang cukup untuk memetakan lokasi dari semua atom ribosom – Steitz mempublikasikan subunit besar dari mikroorganisme Haloarcula marismortui dan Ramakrishnan dan Yonath mempublikasikan subunit kecil dari Thermus thermophilus.

Ketiganya juga telah menghasilkan struktur-struktur 3D yang menunjukkan bagaimana antibiotik terikat ke ribosom. Banyak antibiotik umum yang menyerang ribosom bakteri dan tidak menyentuh ribosom manusia, dan struktur-struktur ini sedang digunakan untuk mengembangkan antibiotik-antibiotik baru.
“Saya sangat berhutang budi kepada seluruh rekan-rekan yang brilian, para mahasiswa dan profesor yang bekerja di laboratorium saya karena sains memang merupakan sebuah bidang yang memerlukan banyak kerja sama,” kata Ramakrishnan. “Ide untuk mendukung penelitian dasar jangka panjang seperti yang ada di LMB benar-benar telah mengarah pada terobosan-terobosan, ribosom mulai menunjukkan urgensinya dalam kedokteran.”

“Menentukan struktur ribosom merupakan sebuah upaya besar dari biologi struktural dan kristalografi, dan ribosom merupakan kompleks protein tunggal terbesar yang telah berhasil dipecahkan sejauh ini,” kata Tony Wood, kepala kimia medisinal di Pfizer. “Ini memberikan pengetahuan mendasar tentang proses-proses yang penting dalam sintesis protein pada organisme hidup, dan mereka sangat pantas mendapatkan hadiah Nobel tersebut.”
Selengkapnya...

Kelanjutan Penemuan Air di Bulan

Sabtu, 17 Oktober 2009

Bukti kuat tentang adanya air di permukaan bulan telah ditemukan oleh tiga penelitian spektroskopis berbasis-satelit terpisah. Meskipun jumlah air yang ada kelihatannya kecil, namun ini dianggap berpotensi bermanfaat bagi para astronot yang mengunjungi bulan.

“Pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya hanya mendeteksi hidrogen dan tidak pernah dibuktikan dengan apa hidrogen tersebut terikat,” kata Roger Clark di US Geological Survey di Denver, yang juga terlibat dalam dua dari penelitian ini. “Sekarang telah dilaporkan pendeteksian ikatan kimia OH dan H2O.”

Carle Pieters di Brown University, US, dan timnya – yang anggotanya termasuk Clark – menganalisis data yang diambil selama berlangsungnya misi India’s Chandrayaan-1 di akhir tahun 2008. Spektrometer M3 (moon mineralogy mapper) NASA merekam serapan inframerah (IR) di dekat 2,8 sampai 3,0 mikrometer – yang konsisten dengan OH dan H2O – mendekati kutub lunar pada permukaan teratas dari bulan.

Clark selanjutnya menganalisis ulang data spektroskopis IR yang dikumpulkan pada pesawat Cassini di tahun 1999. Dia kembali mengidentifikasi serapan di dekat 3 mikrometer dekat ke kutub dan pada ketinggian rendah. Dia mengatakan bahwa jumlah air “yang terlihat” kelihatannya berkisar antara 10 sampai 1000 ppm.
Diduga bahwa ketika permukaan bulan terpapar terhadap ion-ion hidrogen dalam solar wind, oksigen terlepas dari mineral-mineral lunar dalam bentuk OH dan H2O

Dukungan tambahan untuk keberadaan air ini datang dari Jessica Sunshine di University of Maryland, US, dan rekan-rekannya yang mengumpulkan data di bulan Juni 2009 pada pesawat-satelit Deep Impact. Memenuhi permintaan tim Pieter mereka mengkaji tempat-tempat sama pada waktu yang berbeda dengan menggunakan spektrometer IR. Mereka mendeteksi OH dan H2O terikat yang menutupi banyak permukaan bulan.

Sunshine menambahkan bahwa pola harian yang diamati timnya menunjukkan bahwa pembentukan dan retensi OH dan H2O merupakan sebuah proses kontinyu. Temuan-temuan ini semakin membenarkan “solar wind theory” tentang mengapa ada air di bulan, tambah Sunshine. Teori ini menyebutkan bahwa ion-ion hidrogen dalam solar wind melepaskan oksigen, dalam bentuk OH dan H2O, dari permukaan bulan.

“Hasil Chandryaan-1 merupakan penemuan yang pertama tetapi instrumen M3 hanya mencakup sebagian panjang gelombang yang relevan,” kata Paul Lucey, seorang ahli dalam sains planet dan penginderaan jarak jauh di University of Hawaii. “Pengukuran Cassini mencakup semua panjang-gelombang relevan, sehingga mengkonfirmasi dan menguatkan temuan ini tetapi pada resolusi yang sangat rendah. Pengukuran Deep Impact juga mencakup kisaran panjang-gelombang yang diperulkan untuk konfirmasi, dan mampu mengukur tempat-tempat sama pada waktu-waktu yang berbeda, yang menunjukkan bahwa air tersebut sedang bermigrasi pada permukaan bulan.”

Untuk memberikan gambaran tentang kuantitas air yang ditemukan itu, Sunshines mengatakan: “Jumlah air yang kita bicarakan ini masih lebih kecil dari jumlah air yang terdapat dalam tanah padang pasir yang paling kering di Bumi.”

Para peneliti tertarik dengan ide untuk mengumpulkan air tersebut. “Ada kemungkinan sumber air statis dapat dijebak secara langsung oleh para astronot,” kata Lucey. Tetapi dia mengingatkan bahwa sumber tersebut akan sangat kecil dan memerlukan kolektor yang sangat besar.

Selengkapnya...

FDA Mengesahkan Tes Diagnosa Terbaru Untuk Pengobatan Flu Babi


Pejabat Amerika Serikat saat ini sangat disibukkan dengan berjangkitnya penyakit flu Babi yang dipercaya dimulai dari Meksiko dan telah mulai menyebar dengan cepat ke seluruh belahan dunia. Penelitian menemukan bahwa beratus-ratus orang di sedikitnya 11 negara, termasuk Amerika Serikat telah terinfeksi virus yang baru ditemukan yaitu Influenza A (H1N1)

Pihak Food & Drug Administration (FDA) menanggapi ancaman tersebut dengan mengesahkan penggunaan obat antivirus tertentu untuk melawan virus tersebut dan penggunaan tes laboratorium untuk membantu mendeteksi virus.

Keputusan FDA mengijinkan dokter untuk memberikan obat Tamiflu kepada anak-anak usia kurang dari 1 tahun dan memberikan ijin pendistribusian lebih luas untuk produk Tamiflu dan Relenza. Berita mengenai keputusan darurat FDA ini mengakibatkan melonjaknya saham dari Roche, Golead Science dan GlaxoSmithKline sebagai produsen obat antivirus yang ditunjuk.

Keputusan ini juga memberi hak kepada Center Disease Control and Prevention (CDC) untuk menggunakan metode real time reaksi transcriptase rantai polymerase terbalik panel tes diagnosa Flu Babi untuk mengkualifikasi laboratorium kesehatan umum, walaupun tes tersebut belum disetujui oleh FDA

Tes diagnosa tersebut bekerja dengan cara menguji materi genetik virus yang di ambil dari tissue/sapu tangan penderita . “Hasil positif mengindikasikan bahwa pasien diasumsikan tertular oleh virus flu Babi namun belum masuk pada tahap infeksi. Namun hasil yang negatif tidak menutup kemungkinan terinfeksi flu Babi ” ungkap FDA.

CDC telah mengeluarkan 25% dari obat antivirus dari Cadangan Strategis Nasional kepada 50 negara bagian. Perusahaan farmasi mengatakan mereka sanggup untuk melayani permintaan yang tinggi akan produk mereka. Di tengah ketakutan pandemik flu Burung pada 2006, Roche memperluas kerjasama dengan supplier oseltamivir, zat aktif dari Tamiflu. Meningkatnya rantai suplí bahan baku tersebut memungkinkan Roche untuk meningkatkan kapasitas produksi tahunannya lebih dari 30% hinggá 400 juta perlakuan.

Sebuah kongres darurat diselenggarakan untuk mendiskusikan wabah virus flu Babi dan memastikan bahwa badan Kesehatan Federal telah berkoordinasi dengan baik. Presiden Barack Obama meminta Kongres untuk mengeluarkan dana sebesar $ 1.5 milyar untuk mengatasi wabah Flu Babi yang sedang menghebohkan dunia ini. Selengkapnya...